https://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/issue/feedJurnal Kedokteran Meditek2024-09-30T04:10:58+00:00Adit Widodo Santosomeditek@ukrida.ac.idOpen Journal Systems<p><span style="font-weight: 400;">Jurnal Kedokteran Meditek (</span><em><span style="font-weight: 400;">J Kedokt Meditek</span></em><span style="font-weight: 400;">) (</span><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2406-8799"><span style="font-weight: 400;">e-ISSN: 2686-0201</span></a><span style="font-weight: 400;">, </span><a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2087-7811"><span style="font-weight: 400;">p-ISSN: 2686-1437</span></a><span style="font-weight: 400;">) is a peer-reviewed journal that publishes open access articles. The journal is managed by Faculty of Medicines and Health Sciences, Krida Wacana Christian University. Start from 2025 Jurnal Kedokteran Meditek publishes six issues annually in January, March, May, July, September, and November.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">This journal's focus and scope encompass medical and health fields such as clinical medicine, community medicine, medical biology and biochemistry, molecular biology, bioinformatics, pharmacy and other biomedical sciences. This journal welcomes authors from the medical field or other health fields that are in line with the aim and scope of the journal.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Jurnal Kedokteran Meditek holds a Third Grade (Sinta 3) of accreditation from National Journal Accreditation Board managed by the Ministry of Research, Technology and Higher Education, Republic of Indonesia Decree No 204/E/KPT/2022, since volume 28 Number 1 of 2022.</span></p>https://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/2864Function of Moringa oleifera Lamk Leaf Extract as an Antiseptic for Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus using Percentage Kill Method2024-03-28T07:32:19+00:00Ariyani Kiranasarigahakirana@gmail.comConny Riana Tjampakasariconnyrianat@yahoo.comMariza Nabila Putrinabilamariza@gmail.comVanessa Maritza Pratamavanessamaritza26@gmail.com<p><em>Moringa oleifera</em> Lamk leaf extract has an antimicrobial properties especially against fungal, parasite, Gram positive and negative bacteria by inhibiting DNA synthesis and metabolism an damaging cell walls. The aim of this study was to determine whether <em>M. oleifera</em> Lamk leaf extract is effective as an antiseptic against <em>P. aeruginosa</em> and <em>S. aureus</em> bacteria<em>. </em>Percentage Kill was used in the study to determine the percentage of bacteria death after contact with <em>M. oleifera</em> Lamk leaf extract in the 1<sup>st</sup>, 2<sup>nd </sup>and 5<sup>th</sup> minutes against the control and treatment simultaneously. The test is considered to meet the standard if each contact gives a result of ≥90%. For discovered percentage kill to <em>P. aeruginosa</em> bacteria in the 1<sup>st</sup>, 2<sup>nd </sup>and 5<sup>th</sup> minutes each test showed a yield of 27.12%. , 47.01%, 57.7%. In the third time of <em>P. aeruginosa</em> did not reach the standard. Whereas in <em>S. aureus</em> bacteria, each test showed a yield of 92.36%, 95.58% and 96.45%, where it was seen that all results reach the standards criteria of ≥90%. <em>M. oleifera</em> Lamk leaf extract was not effective in eliminating <em>P. aeruginosa</em> for all contacts because the standard value was below 90%. Whereas for <em>S. aureus</em> bacteria, <em>M. oleifera</em> Lamk leaf extract was very effective in eliminating bacteria for all contact times ≥90% with the highest value at the 5<sup>th</sup> minutes (96.45%).</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ariyani Kiranasari, Conny Riana Tjampakasari, Mariza Nabila Putri, Vanessa Maritza Pratamahttps://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3254Prevalensi Penyakit Kulit Infeksi dan Non-infeksi di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Jagakarsa Periode Februari 2023 - Januari 20242024-07-01T10:53:23+00:00Robby Alfadlirobbyalfadli@gmail.comSasa Khairunisasasakhairunisa@gmail.com<p>Penyakit kulit dapat disebabkan oleh infeksi maupun non-infeksi. Faktor lingkungan dan sanitasi serta kebersihan yang tidak memadai seringkali menjadi penyebab terjadinya penyakit kulit di Indonesia. Studi epidemiologi terkait penyakit kulit di Indonesia masih sangat jarang, termasuk di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit kulit infeksi dan non-infeksi pada pasien yang mengunjungi Poliklinik Kulit dan Kelamin di RSUD Jagakarsa selama periode Februari 2023 hingga Januari 2024. Penelitian ini menggunakan studi retrospektif deskriptif yang dilakukan pada data rekam medis pasien yang berkunjung dari Februari 2023 - Januari 2024. Data yang dikumpulkan mencakup profil klinis pasien dan diagnosis. Total 1066 kasus penyakit kulit teridentifikasi, dengan penyakit non-infeksi mendominasi (62,2%). Di antara penyakit non-infeksi, dermatitis (34,4%) dan liken simpleks kronis (10,5%) adalah yang paling umum. Penyakit kulit infeksi menyumbang 39,59% kasus, dengan infeksi jamur (47,63%) dan infeksi parasit (26,54%) sebagai penyebab utama. Kesimpulan penelitian ini adalah penyakit kulit non-infeksi terbanyak adalah dermatitis, sementara penyakit kulit infeksi terbanyak adalah infeksi jamur (tinea corporis) dan parasit (skabies).</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Robby Alfadli, Sasa Khairunisahttps://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3256Hubungan Dukungan Sosial dan Nyeri Melahirkan dengan Risiko Baby Blues pada Ibu Bersalin Usia Dini2024-08-23T03:21:05+00:00Tharisa Rachmadantieveline-margo@trisakti.ac.idEveline Margoeveline-margo@trisakti.ac.id<p>Pernikahan dini mayoritas terjadi di negara berkembang, data Badan Pusat Statistik menyatakan angka kelahiran ibu muda terjadi di usia 15–19 tahun di Indonesia. Perubahan fisik dan emosional <em>postpartum</em> merupakan penyebab terjadinya <em>baby blues</em>. Menurut WHO (2014) angka kejadian <em>baby blues</em> berkisar 50–70 %. Penyebabnya dari berbagai faktor, di antaranya dukungan sosial dan nyeri melahirkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan dukungan sosial dan nyeri melahirkan dengan risiko <em>baby blues</em> pada ibu bersalin usia dini. Penelitian dilakukan di Kecamatan Muara Padang, Sumatera Selatan dengan rancangan potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode <em>random sampling</em>. Penelitian dilakukan antara bulan Agustus - November 2022, didapatkan 84 subjek yang berumur antara 15–19 tahun, melahirkan dalam 1 minggu dan bersedia mengikuti penelitian. Penilaian dukungan sosial memakai kuesioner <em>Berlin Social Support Scale</em>, untuk menilai nyeri melahirkan memakai <em>Numerical Rating Scale </em>dan <em>Edinburgh Postpartum Depresion Scale </em>untuk menilai risiko <em>baby blues</em>. Analisis data menggunakan uji <em>Chi-square</em> (p<0,05). Hasil penelitian didapatkan tidak berhubungan signifikan antara dukungan sosial dengan risiko <em>baby blues</em> (p0,235), sedangkan untuk nyeri melahirkan berhubungan signifikan dengan risiko <em>baby blues</em> (p0,001). Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan risiko <em>baby blues</em> dan terdapat hubungan antara nyeri melahirkan dengan risiko <em>baby blues</em>.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Tharisa Rachmadanti, Eveline Margohttps://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3257Heart Rate Variability pada Mahasiswa Penyintas COVID-19 2024-07-08T15:29:02+00:00Ishak Ramos Theodoreishakramostheodore@gmail.comNurfitri Bustamamnurfitri.bustamam@upnvj.ac.idKristina Simanjuntakkristinasimanjuntak@upnvj.ac.idMarlina Dewiastutimarlina_malik@upnvj.ac.id<p>COVID-19 meningkatkan risiko penyakit pada sistem kardiovaskular dan sistem saraf otonom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui <em>heart rate variability </em>(HRV), yang merupakan salah satu indikator fungsi sistem saraf otonom dan sistem kardiovaskular, pada mahasiswa penyintas COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Penelitian menggunakan desain <em>case-control </em>dan <em>purposive sampling</em>. Jumlah sampel 42 mahasiswa dengan kriteria inklusi mahasiswa dengan riwayat COVID-19 atau tanpa riwayat COVID-19 dan berusia 18<em>—</em>22 tahun. Mahasiswa dengan riwayat penyakit kardiovaskular, disotonomia, merokok, minum alkohol, melakukan aktivitas berat, dan memiliki tingkat stres sedang hingga berat dieksklusi dari penelitian. Penelitian menggunakan HRV Analyzer SA-3000P untuk mengukur HRV dan kuesioner. Dari hasil penelitian didapatkan tidak ada perbedaan usia, jenis kelamin, dan skor stres antara kelompok penyintas COVID-19 dan kelompok kontrol (p > 0,05). Terdapat perbedaan RMSSD dan VLF di antara kedua kelompok (p < 0,05). Hasil uji Chi-square menunjukkan, terdapat hubungan antara riwayat COVID-19 dan HRV pada domain waktu RMSSD > 40 (p = 0,029; OR = 5,2; CI = 1,4<em>—</em>19,8). Kelompok penyintas COVID-19 berisiko 5,2 kali lipat memiliki RMSSD > 40 dibandingkan kelompok kontrol, yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas sistem saraf parasimpatis</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ishak Ramos Theodore, Nurfitri Bustamam, Kristina Simanjuntak, Marlina Dewiastuti https://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3272Hubungan Kadar Asam Urat terhadap Rasio Netrofil-Limfosit pada Pasien Medical Check-Up di Klinik X Jakarta Pusat2024-07-15T08:01:11+00:00Dionisius Benito Prayoga Christantodionisius.405210160@stu.untar.ac.idFreddy Ciptonofreddyc@fk.untar.ac.id<p>Asam urat adalah produk hasil katabolisme purin. Diet tinggi purin dapat meningkatkan risiko terjadinya peningkatan kadar asam urat tubuh. Gangguan dalam proses produksi dan ekskresi asam urat, serta kombinasi keduanya dapat memicu terjadinya hiperurisemia. Hiperurisemia dapat menginduksi terbentuknya <em>reactive oxygen species </em>yang berperan dalam inflamasi. Penelitian terdahulu menemukan hubungan antara rasio netrofil-limfosit (NLR) dan <em>serum uric acid</em>, terutama pada periode serangan asam urat. Hal tersebut akan diuji melalui metode regresi linear dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peristiwa inflamasi yang disebabkan oleh asam urat melalui rasio netrofil-limfosit. Penelitian dilakukan dengan metode <em>cross-sectional</em> dan menggunakan data rekam medis <em>medical check-up</em> pasien di Klinik X tahun 2023 yang diperoleh secara acak. Pasien dewasa (19—44 tahun) sebanyak 88 orang dianalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan metode regresi linear untuk mengetahui korelasi antarvariabel tersebut. Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kadar asam urat terhadap rasio netrofil-limfosit (p < 0,050) dan diperoleh suatu persamaan y= 1,320 + 0,071X. Berdasarkan data rekam medis medical check-up Klinik X Jakarta Pusat tahun 2023, terdapat hubungan antara kadar asam urat dengan NLR secara statistik serta persamaan menunjukkan nilai positif yang menunjukkan bahwa asam urat yang tinggi akan memiliki NLR yang tinggi.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Dionisius Benito Prayoga Christanto, Freddy Ciptono https://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3305Faktor Risiko Kejadian Pitiriasis Kapitis pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan2024-08-20T03:33:00+00:00Inneke Kusumawati SusantoInneke.kusumawati@ukrida.ac.idLim Jen FukLim.fuk@ukrida.ac.idJosephine Natasha StephanieJosephine.102020111@civitas.ukrida.ac.id<p>Pitiriasis kapitis merupakan salah satu penyakit yang kejadiannya cukup tinggi pada kelompok usia dewasa muda yaitu contohnya adalah mahasiswa. Pitiriasis kapitis disebabkan oleh jamur <em>Pityrosporum ovale</em> yang merupakan jamur lipofilik dikategorikan di dalam genus <em>Malassezia</em> dan familia <em>Cryptococcaceae.</em> Di Indonesia, prevalensi kejadian pitiasis kapitis yaitu sebesar 18%. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejadian pitiriasis kapitis pada mahasiswa fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan <em>cross-sectional</em> mengenai faktor risiko kejadian pitiriasis kapitis. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak 78 mahasiswa dari angkatan 2021 dan 2022 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana yang telah memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian merupakan data primer yang didapatkan dari hasil kuesioner dan pengambilan sampel kulit kepala. Berdasarkan hasil, mahasiswa yang mengalami pitiriasis kapitis 38 orang (48,7%). Kejadian pitiriasis kapitis lebih banyak pada perempuan (65,8%) dibandingkan pada laki-laki (34,2%). Hasil uji hipotesis dengan Chi-square pada penelitian ini terdapat hubungan jenis kelamin terhadap pitiriasis kapitis (<em>P-value</em> 0,003). Sedangkan untuk penggunaan alat penutup kepala, tempat penyimpanan penutup kepala, penggunaan penutup kepala bergantian, frekuensi keramas, penggunaan sampo saat keramas, penggunaan produk penata rambut, pemakaian handuk, dan frekuensi mengganti handuk tidak terdapat hubungan yang bermakna (p>0,05).</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Inneke Kusumawati Susanto, Lim Jen Fuk, Josephine Natasha Stephaniehttps://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3072Perempuan 42 tahun dengan Gastropati Diabetikum dan Penyakit Ginjal Kronik2024-03-22T12:40:30+00:00Ida Bagus Aditya Nugrahaibadityanugraha@gmail.comMarwa Humaira Intizammarwa.intizam@gmail.comNi Nyoman Ira Santi Wedarisantiira22@gmail.com<p>Gastropati diabetikum merupakan suatu komplikasi neuropati pada bagian pencernaan dari diabetes melitus. Kelainan yang ditimbulkan dapat berupa gangguan motilitas, kontraktilitas, tonus, serta aktivitas mioelektrik lambung yang dicetuskan oleh kondisi hiperglikemia. Artikel ini bertujuan untuk melaporkan kasus kecurigaan gastropati diabetikum dan penyakit ginjal kronik stadium IIIa. Pasien seorang perempuan usia 42 tahun yang datang dengan keluhan mual, muntah, dan nyeri epigastrium, tekanan darah yang terukur ialah 160/100 mmHg, serta hasil pemeriksaan gula darah sewaktu menunjukkan gula darah 222 mg/dL dan HbA1c 10,2%. Pada hasil pemeriksaan fungsi ginjal didapatkan serum kreatinin meningkat dan <em>glomerular filtration rate</em> menurun serta adanya proteinuria pada hasil urinalisis. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan tidak diobati selama bertahun-tahun. Sebagai tata laksana untuk kondisi hiperglikemia, pasien diberikan terapi cairan, terapi insulin, dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Pengendalian tekanan darah juga dilakukan pada pasien dengan pemberian obat golongan <em>Angiotensin Receptor Blockers</em> (ARB) dan <em>Calcium Channel Blockers</em> (CCB). Pemberian antibiotik melalui injeksi juga dilakukan untuk kecurigaan infeksi. Beberapa studi menunjukkan bahwa gagal ginjal kronik umumnya mengenai individu di atas 55 tahun. Kesimpulan dari kasus jarang ini yaitu penyakit metabolik dapat menyerang populasi usia produktif dan perlu ada peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan komplikasi lain yang dapat terjadi.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ida Bagus Aditya Nugraha, Marwa Humaira Intizam, Ni Nyoman Ira Santi Wedarihttps://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3200Tinjauan Sistematis: Update Efektivitas Vaksin Polio di Seluruh Dunia2024-05-22T05:36:58+00:00Ronald Pratama Adiwinotoadiwinoto.ronald@hangtuah.ac.idI Made Dwi Merth Adnyanadwi.mertha@unhi.ac.idHanung Prasetyahanungprasetya168@gmail.comArtha Budi Susila Duarsaarthabudi@gmail.com<p>Tinjauan sistematis ini mengevaluasi efektivitas dan keamanan strategi vaksinasi polio di berbagai populasi dan setting. Data dari beberapa studi antara tahun 2015 hingga 2023 dikumpulkan secara sistematis dari basis data PubMed, Google Scholar, dan ScienceDirect dengan menggunakan kata kunci seperti "vaksinasi polio," "serokonversi," dan "pengeluaran virus." Data ini dianalisis untuk menilai tingkat serokonversi, pengeluaran virus, dan kejadian ikutan setelah vaksinasi. Hasil menunjukkan variasi yang signifikan dalam tingkat serokonversi dan pengeluaran virus di antara populasi studi yang berbeda, menekankan pentingnya pendekatan vaksinasi yang disesuaikan. Meskipun variasi ini, efikasi keseluruhan vaksinasi polio, terutama dengan vaksin poliovirus inaktif (IPV) dan vaksin poliovirus oral bivalen (bOPV), terbukti meningkatkan kekebalan populasi dan mengurangi transmisi virus. Temuan ini menegaskan pentingnya menjaga dan memperkuat program vaksinasi polio global untuk mencapai dan mempertahankan upaya eradikasi polio global. Penelitian masa depan sebaiknya difokuskan pada optimalisasi strategi vaksinasi dan mengatasi hambatan terhadap penerimaan vaksin untuk memastikan terus berkembangnya progres menuju eradikasi polio global.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ronald Pratama Adiwinoto, I Made Dwi Mertha Adnyana, Hanung Prasetya, Artha Budi Susila Duarsahttps://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3375Daftar Penulis dan Kata Kunci2024-09-30T02:24:51+00:00Jurnal Kedokteran Meditekmeditek@ukrida.ac.id2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Kedokteran Meditekhttps://ejournal.ukrida.ac.id/index.php/Meditek/article/view/3376Daftar Reviewer2024-09-30T02:34:04+00:00Jurnal Kedokteran Meditekmeditek@ukrida.ac.id<p>.</p>2024-09-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Jurnal Kedokteran Meditek