Hubungan Kerja Gilir dan Faktor-Faktor Lain dengan Insomnia pada Pekerja Laki-Laki di Pabrik Sepatu PT X, Tangerang

Authors

  • Susanty Dewi Winata

DOI:

https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v24i66.1656

Abstract

Kerja gilir telah lama diterapkan pada beberapa sektor pekerjaan yang mengharuskan beroperasi selama 24 jam. Berbagai masalah kesehatan  telah diketahui sebagai akibat dari kerja gilir dan salah satunya adalah gangguan tidur atau insomnia. Insomnia pada pekerja pabrik yang menjalani kerja gilir dapat mengganggu kerja dan dapat menurunkan produktivitas. Sebanyak 202 pekerja laki-laki pabrik sepatu di Tangerang menjadi responden penelitian yang menggunakan metode comparative cross sectional. Informasi diperoleh dengan mewawancarai semua responden. Diagnosis insomnia didapatkan melalui pengisian kuesioner Insomnia Rating Scale.  Dari 202 responden yang terdiri atas 101 orang kerja gilir dan 101 orang yang tidak kerja gilir didapatkan perbandingan  prevalensi insomnia pada kerja gilir sebesar 63,4% dan pada tidak kerja gilir 23,8%. Kerja gilir mempunyai risiko 6,65 kali lebih besar untuk terjadinya insomnia dibandingkan dengan yang tidak kerja gilir. Faktor risiko insomnia lainnya adalah umur 40 tahun atau lebih (OR=3,38), waktu merokok tiga jam atau kurang sebelum tidur (OR = 9,33), dan lingkungan tidur yang tidak nyaman. (OR = 4,00). Terdapat hubungan antara kerja gilir, umur, merokok, dan lingkungan tidur dengan terjadinya insomnia.

Kata kunci: kerja gilir, insomnia,umur, merokok, lingkungan tidur

Downloads

Published

2019-01-03

How to Cite

Winata, S. D. (2019). Hubungan Kerja Gilir dan Faktor-Faktor Lain dengan Insomnia pada Pekerja Laki-Laki di Pabrik Sepatu PT X, Tangerang. Jurnal Kedokteran Meditek, 24(66). https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v24i66.1656

Issue

Section

Artikel Penelitian