Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Terapi GERD

Authors

  • Suzanna Ndraha Universitas Kristen Krida Wacana
  • Donny Oktavius Universitas Kristen Krida Wacana
  • Fransisca Fransisca Universitas Kristen Krida Wacana
  • Julian Leonard Sumampouw Universitas Kristen Krida Wacana
  • Ni Nyoman Juli Universitas Kristen Krida Wacana
  • Ricco Marcel Universitas Kristen Krida Wacana

DOI:

https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v22i60.1447

Abstract

Abstrak

Introduksi: Penyakit Refluks Gastro Esofagus (PRGE) atau yang lebih dikenal dengan nama Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD), merupakan kondisi yang terjadi bila aliran balik isi lambung ke esofagus memberikan keluhan dan mengganggu kualitas hidup seseorang.

Tujuan:  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menganalisis  faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan keberhasilan terapi GERD, serta menguji keefektifan dalam mendiagnosis GERD dengan menggunakan kuesioner GERD Q.

Metode: Enam puluh subjek yang memiliki gejala heartburn dan atau regurgitasi didata selama periode Maret-Mei 2015, dengan menggunakan disain analitik kuantitatif observasional. Kuesioner GERD Q terdiri atas enam pertanyaan sederhana meliputi gejala refluks, dispepsia, dan konsumsi obat, skor ≥8 yang mendukung diagnosis GERD. Pasien GERD diterapi selama dua minggu dan diberikan obat sesuai dengan resep dokter dan kontrol kembali.

Hasil: Berdasarkan hasil univariat, didapatkan 56,7% (34 subjek) adalah perempuan, gejala klinis heartburn atau regurgitasi saja ditemukan 63.3% (38 subjek), usia < 40 sebanyak 55% (33 subjek), nilai IMT ≥25 ditemukan 66.7% (40 subjek), pemberian terapi PPI dan prokinetik ditemukan 50% (30 subjek), gaya  hidup  sehat  sebanyak  81.7%  (49  subjek),  dan  GERD  Q  post-test yang  membaik sebanyak  66.7%  (40  orang).  Pada  hasil  bivariat  didapatkan  hubungan  yang  bermakna  antara

keberhasilan terapi dengan usia (p 0.028 ,OR 3.667), jenis kelamin (p 0.002; OR 7.667), gejala klinis (p 0.037; OR 3.222), IMT (p 0.033; OR 4.188), dan terapi (p 0.001; OR 7.429).

Kesimpulan: Pasien GERD di RSUD Koja yang berusia ≥ 40 tahun, laki-laki, nilai IMT ≥ 25 kg/m2, dan  memiliki  gejala  heartburn  atau  regurgitasi  saja, setelah  diterapi  dengan  PPI dan  prokinetik memiliki keberhasilan terapi yang lebih baik. Tetapi keberhasilan terapi GERD tidak dipengaruhi gaya hidup.

Kata kunci: GERD Q, heartburn, regurgitasi, terapi

 

Abstract

Introductions: Gastro Esophageal Reflux Disease (PRGE) or better known as Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) is a condition that occurs when the backflow of gastric contents into the esophagus giving complaints and interfere with quality of life.

Objective: This study aimed to analyze the factors associated with the therapeutic efficacy on GERD as well as to test the effectiveness of using questionnaire that are to diagnose, GERD Q.

Methods: Sixty subjects with symptoms of heartburn and regurgitation recorded during the period from  March  until  May  2015  using  a  quantitative analytical  observational  design.  Q  GERD questionnaire  consist  of  six  simple questions  include  symptoms  of  reflux, dyspepsia  and  drug consumption, the score ≥8 that support the diagnosis of GERD. GERD patients treated for 2 weeks and was given medication as prescribed and control back.

Results: Based on univariate results, 56.7% (34 subjects) were women, the clinical symptoms of heartburn or regurgitation alone found in 63.3% (38 subjects), age <40 were 55% (33 subjects), the value  of  BMI ≥25  was  found  66.7% (40  subjects),  PPI  and  prokinetic therapy  found  50% (30 subjects), a healthy lifestyle as much as 81.7% (49 subjects) and GERD Q post-test were improved as much  as  66.7%  (40 people).  In  the  bivariate  results  of  a significant  association  between  the therapeutic efficacy with age (p 0.028, OR 3667), gender (p 0.002; OR 7,667), clinical symptoms (p 0.037; OR 3.222), BMI (p 0.033; OR 4188), and therapy (p 0.001; OR 7429).

Conclusion: Patients GERD in Koja Hospital ≥ 40 years old, male, BMI values ≥ 25 kg / m2, and have symptoms of heartburn or regurgitation alone, after therapy with PPI and prokinetic have a better therapeutic success. But the success of GERD therapy is not influenced by lifestyle.

 

Keywords: Q GERD, heartburn, regurgitation, therapy

 

Author Biographies

Suzanna Ndraha, Universitas Kristen Krida Wacana

Staf Pengajar Bagian IPD, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

Donny Oktavius, Universitas Kristen Krida Wacana

Mahasiswa Strata 1 Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Ukrida

Fransisca Fransisca, Universitas Kristen Krida Wacana

Mahasiswa Strata 1 Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Ukrida

Julian Leonard Sumampouw, Universitas Kristen Krida Wacana

Mahasiswa Strata 1 Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Ukrida

Ni Nyoman Juli, Universitas Kristen Krida Wacana

Mahasiswa Strata 1 Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Ukrida

Ricco Marcel, Universitas Kristen Krida Wacana

Mahasiswa Strata 1 Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Ukrida

Downloads

Published

2017-10-10

How to Cite

Ndraha, S., Oktavius, D., Fransisca, F., Sumampouw, J. L., Juli, N. N., & Marcel, R. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Terapi GERD. Jurnal Kedokteran Meditek, 22(60). https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v22i60.1447

Issue

Section

Artikel Penelitian