Faktor Risiko Sindrom Premenstruasi pada Sampel Urban di Jakarta Februari-Maret 2018
DOI:
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v24i68.1695Abstract
Sindrom premenstruasi (PMS) merupakan kumpulan gejala yang dapat menganggu produktivitas dan kualitas hidup. Untuk memahami sindrom premenstruasi yang terjadi di kelompok masyarakat perkotaan, dilakukan penelitian terhadap beberapa faktor risiko. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan faktor risiko (usia saat ini, usia menarche, status perkawinan, jumlah anak, pendidikan, status sosioekonomi dan pekerjaan, riwayat keluarga) terhadap sindrom premenstruasi. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive cross-sectional pada kelompok perempuan usia subur di Nafiri Discipleship Church Central Park untuk mewakilkan populasi urban. Data yang dikumpulkan dianalisa dengan uji korelasi bivariat Spearman. Didapatkan sebanyak 75 subjek penelitian. Karakteristik subjek mayoritas berusia 22-29 tahun, belum kawin, mengalami menstruasi pertama pada usia 13-15 tahun, memiliki gelar D3/S1, dan memiliki riwayat keluarga dengan sindrom premenstruasi. Hasil skrining dengan Premenstrual Symptoms Screening Tool (PSST) menunjukkan 58,7% responden mengalami sindrom premenstruasi ringan atau tidak bergejala, diikuti dengan 37,3% responden sugestif PMS sedang sampai berat. Ditemukan hubungan signifikan antara hasil skrining dengan variabel usia menarche (p=0,005) dan riwayat keluarga (p=0,004). Penelitian ini menggambarkan masalah yang dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup perempuan daerah perkotaan. Satu dari tiga perempuan pada sampel ini mengalami PMS sedang sampai berat. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menelusuri peran faktor risiko terhadap timbulnya PMS.
Kata Kunci: kesehatan perkotaan, kesehatan reproduksi, sindrom premenstruasi