Penilaian Kualitas Air Minum Produk Smart Water Station Berdasarkan Parameter Mikrobiologi Menggunakan Metode Most Probable Number di Fakultas Kedokteran UKRIDA
DOI:
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v25i2.1739Keywords:
Smart Water Station, MPN, Parameter fisik, parameter mikrobiologi, TPCAbstract
Kebutuhan air yang paling utama dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari air bersih terutama sebagai air minum. Namun, tidak semua air yang ada di bumi dapat dikonsumsi oleh manusia karena air juga merupakan media yang baik untuk kehidupan bakteri. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum untuk seluruh penyelenggara bahwa air minum tidak boleh mengandung bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit, terutama penyakit saluran pencernaan yaitu bakteri Coliform dan Escherichia coli. Kadar maksimum kandungan bakteri Coliform dan Escherichia coli dalam air minum adalah 0 per 100 ml sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air minum produk Smart Water Station yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Kampus II UKRIDA pada sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental deskriptif yang diperoleh melalui observasi laboratorium berdasarkan parameter fisik dan mikrobiologi dengan menggunakan Most Probable Number (MPN) dan Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satupun sampel melebihi batas maksimum yang dipersyaratkan dalam air minum, serta berdasarkan parameter fisik baik rasa, bau, maupun suhu berada dalam batas normal.
References
2. Apriliana E, Ramadhian R, Gapila M. Bakteriological quality of refill drinking water at refill drinking water depots in Bandar Lampung. JUKE. 2014; 4(7): 142-6.
3. Melinda F, Laili S, Syauqi A. Uji kualitas air minum isi ulang pada depo air minum di sekitar Kampus UNISMA Malang. Universitas Islam Malang. 2017;3(1): 53-9.
4. Wardrivel R, Suharti N, Lestari Y. Kualitas air minum yang diproduksi depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Surabaya: Jurnal Kesehatan Andalas. 2012;1(3):129-33.
5. Afif F, Erly, Endrinaldi. Identifikasi bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang yang diproduksi depot air minum isi ulang di Kecamatan Padang Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;4(2):376-80.
6. Alamsyah, Sujana. Merakit sendiri alat penjernih air untuk rumah tangga. Jakarta: Kawan Pustaka; 2006. h.11-5.
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Indonesia: Menteri Kesehatan; 2010. h.1–10.
8. Prihatini R. Kualitas air minum isi ulang pada depot air minum di wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2011. Depok: Universitas Indonesia; 2012. h.9-20.
9. Elfiana, Nahar, Nurdin. Filterisasi air tanah menjadi air bersih pada dayah modern ihyaaussunnah di kota Lhokseumawe. Jurnal Pengabadian Kepada Masyarakat. 2016;22(4):82-7.
10. Said N.I. Pengolahan air siap minum. Diperoleh dari: https://www.academia.edu/7942504/BAB_11_PENGOLAHAN_AIR_SIAP_MINUM diunduh pada tanggal 10 Juni 2019.
11. Wiyono N, Faturrahman A, Syauqiah I. Sistem pengolahan air minum sederhana (portable water treatment). Konversi. 2017;6(1):27-35.
12. Chandra B. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. h.64-73.
13. Kusnaedi. Mengolah air kotor untuk air minum. Jakarta: Penebar Swadaya; 2010.h.5-18.
14. Syafiatun L. Hubungan kualitas bakteriologis air sumur dan perilaku sehat dengan kejadian waterborne disease di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Surabaya: Universitas Airlangga; 2006. h.9.
15. Stewardship W, Series I. Total fecal & Escherichia coli bacteria in groundwater. British Columbia; 2007.
16. Tristyanto N. Buku monograf uji bakteriologi MPN coliform dan Escherichia coli pada air baku kolam renang di Kota Malang. Malang; 2015. h.9-16.
17. Division of Environment Health Office of Drinking Water. Coliform bacteria and drinking water. Washington: Washington State Department of Health; 2016. Diperoleh dari:https://www.doh.wa.gov/Portals/1/Documents/Pubs/331-181.pdf pada tanggal 10 Juni 2019.
18. Elfidasari D, Saraswati AM, Nufadianti G, Sumiah R, Setiowati V. Perbandingan kualitas es di lingkungan Universitas Al Azhar Indonesia dengan restoran fast food di daerah Senayan dengan indikator jumlah Escherichia coli terlarut. Jurnal AL-AZHAR Indonesia Seri SAINS dan Teknologi. 2011;1(1):18-23.
19. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. Jawetz, Melnick & Adelberg’s medical microbiology. 26 ed..New York: The McGraw-Hill Companies; 2013. p.231-5.
20. Marhamah S. Uji mikrobiologis pada air minum isi ulang yang beredar di Kelurahan Mangasa. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin; 2013. h.16-23.
21. Maisarah DE, Yusuf F, Arliny Y. Uji kualitas air bersih siap minum (tap water) dinilai dari parameter mikrobiologi di Rumah Sakit Umum Dokter Zainoel Abidin Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala; 2013.
22. Nurhayati, Samallo I.M, Analisis degradasi polutan limbah cair pengolahan rajungan (Portunus pelagicus) dengan menggunakan mikroba komersial. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Limit’s. 2013;9(1):1-13.
23. Putri1 AM, Kurnia P. Identifikasi keberadaan bakteri coliform dan total mikroba dalam es dung-dung di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Media Gizi Indonesia. 2018;13(1):41-8.
24. Melinda F, Laili S, Syauqi A. Uji kualitas air minum isi ulang pada depo air minum di sekitar kampus UNISMA Malang. e-Jurnal Ilmiah Biosaintropis. 2017;3(1):53-9.
25. Puspitasari I, Indriyati N, Yulita V, Rusli R. Pengujian kualitas aspek mikrobiologi air minum isi ulang. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5-6 Juni 2015:91-99
26. Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BNSI 2009). Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan. BSNI 7388:2009. hal.16.
27. Sri A. Harmonisasi standar nasional (SNI) air minum dalam kemasan dan sandar internasional. Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi). 2017;9(2):30-39.