Uji Efektivitas Ekstrak Daun Maja (Aegle marmelos L.) Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn.) Sebagai Organisme Non-Target
DOI:
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v25i2.1741Keywords:
efektivitas, ekstrak daun maja, ikan mas, hematologiAbstract
Daun maja (Aegle marmelos L.) mengandung bahan kimia aktif yang dapat digunakan untuk mengusir hama dan serangga, yang selanjutnya telah dikembangkan sebagai larvasida alami walaupun penggunaannya masih sangat terbatas. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa ekstrak daun maja hingga dosis 8% dapat digunakan untuk membunuh hampir 100% larva Aedes aegypti. Namun pengaruh bahan kimia aktif yang bersifat toksik di dalam ekstrak daun maja terhadap hewan non-target masih belum banyak diujikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas ekstrak daun maja terhadap hewan non target yaitu ikan mas (Cyprinus carpio). Rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap, dengan 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol tanpa paparan, kelompok temephos 1% sebagai pembanding, kelompok ekstrak daun maja dengan dosis 1%, 2%, 4% dan 8%. Masing-masing kelompok perlakuan dengan 10 ekor ikan mas dengan berat badan antara 2,5 – 3,5 g dan 3 kali ulangan. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji probit untuk mendapatkan LC50 dan LC90. Sedangkan data uji hematologi ikan mas dilakukan dengan One Way Anova dan uji BNT. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil LC50 sebesar 3,68% dan LC90 sebesar 6,84%. Hasil penelitian pada uji hematologi ikan mas menunjukkan peningkatan total eritrosit, kadar hematocrit dan hemoglobin pada kelompok temephos 1% dan ekstrak daun maja dosis 8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa dosis efektivitas penggunaan ekstrak daun maja sebagai larvasida pada Aedes aegypti yang aman adalah dosis 6,84%.
References
2. Hagerman AE. Tannin handbook. Miami: Department of Chemistry and Biochemistry, Miami University; 2011.
3. Anggraeni AD. Pengaruh pemberian infusa biji alpukat (Persea americana Mill.) terhadap kadar glukosa darah tikus wistar yang diberi beban glukosa. Semarang: Universitas Diponegoro; 2006. Skripsi.
4. Widodo W. Tanaman beracun dalam kehidupan ternak. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press; 2005.
5. Lagler KF, et al. Ichtyology. London: Jhon Wiley and Sons. Inc; 1977.
6. Kulkarni RS. Hematology of the freshwater fish, Notopterus notopterus in relation to physico-chemical characteristics of the water. International Letters of Natural Sciences. 2015;40:19-23.
7. Blaxhall PC, Daisley KW. Routine methods for use with fish blood. Journal of Fish Biology. 2006; 5(6):771-81.
8. Raini M. Toksikologi pestisida dan penanganan akibat keracunan pestisida. Media Litbang Kesehatan. 2007;XVII(3):10-8.
9. Sancho E, Ceron JJ, Ferrando MD. Cholinesterase activity and haematological parameters as biomarkers of sublethal molinate exposure in Anguilla anguilla. Ecotoxico Environ Saf. 2000;46: 81-6.
10. Edwards CA. Persistent pesticides in the environment. Ohio: CRC Press; 1993. 170 pp.
11. Asniatih, Muhammad I, Sabilu K. Studi histopatologi pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Mina Laut Indonesia. 2013;3(12):13-21.
12. Soltanian S, Feredouni MS. Hematological, blood biochemical and immunological responses to gradual acclimation to low-salinity water in Walton’s mudskipper Periophthalmus waltoni Koumans, 1941 (Perciformes: Gobiidae). Bulgarian Journal of Veterinary Medicine. 2017.
13. Taufik I, Setiadi E. Toksisitas serta potensi bioakumulasi dan bioeliminasi insektisida endosulfan pada ikan mas (Cyprinus carpio). J Ris Akuakultur. 2012;7(1):131-43.
14. Arianti FD. Toksisitas insektisida endosulfan terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam lingkungan air tawar. Tesis. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; 2002.
15. Muralidharan L. Acute toxicity and synergetic action of some pesticides on Cyprinus carpio. International Journal of Advanced Research. 2014; 2:27-33.
16. Tarumingkeng RC. Insektisida: sifat, mekanisme kerja dan dampak penggunaannya. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana; 1992. 235 hlm.
17. Sutamihardja RTM, Maulana I, Maslahat M. Toksisitas insektisida profenofos dan klorpirifos terhadap ikan nila (Oreochromis sp.). Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa. 2015;5(1):66-77.
18. Wooley DE, Talens GM. Distributions of DDT: DDD and DDE in tissues of neonatal rats and in milk and other tissues of mother rate chronically exposed to DDT. In: Casarell CJ, editor. Toxicology: the basic science of poisons. 1971. p. 36
19. Dias LDS, Macoris MDLDG, Andrighetti MTM, Otrera VCG, Dias ADS, Bauzer LGSDR, et al. Toxicity of spinosad to temephos-resistant Aedes aegypti populations in Brazil. PLOS One. 2017;12(3):1-15.
20. Giulio DRT, Hinton DE. The toxicology of fishes. Boca Raton: CRC Press, Taylor and Francis; 2008. P. 805-15.
21. Sahan A, Altun T, Cevik F, Cengizler I, Nevsat E, Genc E. 2007. Comparative study of some haematological parameters in European eel (Anguilla anguilla L. 1758) caught from different regions of Ceyhan river (Adana, Turkey). Europ Jour Fish Aqua Sci. 2007;24:167-71.
22. Li ZH, Velisek J, Zlabek V, Grabic R, Machova J, Kolarova J, Randak T. Hepatic antioxidant status and hematological parameters in rainbow trout, Oncorhynchus mykiss, after chronic exposure to carbamazepine. Chem Biol Interac. 2010;183:98-104.
23. Parrino V, Cappello T, Costa G, Cannava C, Sanfilippo M, Fazio F, Fasulo S. Comparative study of haematology of two teleost fish (Mugil cephalus and Carassius auratus) from different environments and feeding habits. The European Zoological Journal. 2018;85(1).
24. Fujaya Y. Fisiologi ikan: dasar pengembangan teknologi perikanan. Jakarta: Rineka Cipta; 2004. 179 hlm.
25. Affandi R, Tang UM. Fisiologi hewan air. Intimedia; 2017.
26. Wedemeyer GA, Yasutake WT. 1977. Clinical methods for the assessment of the effect environmental stress on fish health. technical papers of the U.S. Fish and Wildlife Service. USA: US Depart of the Interior; 89:1-17.