Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Paru dengan Komorbid Diabetes Melitus Tipe 2

Authors

  • Jevon Belva Nirahua Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia
  • Roy Akur Pandapotan Departemen Ilmu Penyakit Dalam , Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia
  • Nicolas Layanto Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Krida Wacana Ukrida, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v27i3.2007

Keywords:

diabetes mellitus, keberhasilan pengobatan, tuberkulosis paru

Abstract

Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk dapat memberikan anjuran rejimen yang memiliki angka keberhasilan tinggi dalam pengobatan tuberkulosis (TB) dengan komorbid diabetes melitus yang dinyatakan sembuh setelah pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkulosis). Penulis melakukan penelusuran artikel dengan google cendekia (google scholar) dan pubmed menggunakan kata kunci TB-DM dan keberhasilan pengobatan TB-DM. Pada tinjauan pustaka ini, kasus TB paru baru didiagnosis berdasarkan pemeriksaan bakteriologis dan terdiagnosis klinis. Pengobatan TB dinyatakan berhasil bila dinyatakan sembuh dan melakukan pengobatan OAT lengkap. Kasus TB paru resisten dan TB ekstra paru tidak dimasukkan dalam tinjauan pustaka ini. Hasil tinjauan pustaka ini menunjukkan pengobatan pada TB-DM berpotensi menyebabkan kegagalan dalam pengobatan, oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan pengobatan untuk mencapai sasaran terapi. Perlu diperhatikan adanya interaksi antara OAT dengan obat antidiabetik oral. Berdasarkan anjuran dari PERKENI serta penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, rejimen terapi DM yang dianjurkan sebagai pilihan utama dalam pengobatan  pada pasien TB-DM adalah insulin. Insulin bersifat anti-inflamasi, cepat mengendalikan kadar gula darah, dan menurunkan kerentanan terhadap infeksi sehingga kesembuhan TB menjadi lebih cepat serta terhindar dari infeksi sekunder.

References

Mihardja L, Lolong DB, Ghani L. Prevalensi diabetes melitus pada tuberkulosis dan masalah terapi. Jurnal Ekologi Kedokteran. 2015;14(4):350-8.

Aulia F. Management of pulmonary tuberculosis and diabetes mellitus in a 48 years old woman with family medicine approach. J Agromed Unila. 2014;1(2):132-4.

Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2019.h.79,127. [cited 2020 May 20]. Available from: https://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

Prayogi NA. Management of pulmonary tuberculosis with diabetes mellitus on 52 years old male patient. J Agromed Unila. 2015;2(1):10.

Classification of Diabetes Mellitus 2019. Geneva: WHO; 2019.p.4,6. [cited 2020 May 20]. Available from: https://www.who.int/publications-detail/classification-of-diabetes-mellitus

Rohman H. Kasus tuberkulosis dengan riwayat diabetes melitus di wilayah prevalensi tinggi diabetes melitus. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia. 2018;6(2):149-50.

Suciana F, Daryani, Marwanti, Arifianto D. Penatalaksanaan 5 pilar pengendalian DM terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2. Jurnal Ilmiah Permas. 2019;9(4):312.

Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa di Indonesia 2019. Jakarta: PB PERKENI; 2019.h.13,31,46,48,69.

Panggayuh PL, Winarno ME, Tama TD. Faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pengobatan tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu. Sport Science and Health. 2019;1(1):29.

Deswinda, Rasyid R, Firdawati. Evaluasi penanggulangan tuberkulosis paru di puskesmas dalam penemuan penderita tuberkulosis paru di Kabupaten Sijunjung. Jurnal Kesehatan Andalas. 2019;8(2):214.

Mursyaf NAS, Nurdiyanah, Ibrahiim. Keberhasilan pengobatan tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja Puskesmas Panambungan kota Makassar. Jurnal Higiene. 2018;4(1):33-5.

Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis paru. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Setyohadi B, Simadibrata M, Syam AF, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed.6. Jilid I. Jakarta: Interna Publishing; 2014.h. 863-7.

Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis: tatalaksana pasien tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.h.15-20,24-7,30.

Syarif A, Estuningtyas A, Setiawati A. Farmakologi dan terapi. Ed.5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.h. 487-94.

Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Ed.6. Vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.h.858,h.1260-4.

Fatimah RN. Diabetes melitus tipe 2. J Majority. 2015;4(5):96.

Soegondo S. Farmakoterapi pada pengendalian glikemia diabetes melitus tipe 2. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Setyohadi B, Simadibrata M, Syam AF, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed.6. Jilid II. Jakarta: Interna Publishing; 2014.h.2328-9.

Yusnitasari AS, Leida I, Thaha M, Syafar M. Komorbiditas diabetes melitus terhadap manifestasi klinik dan kualitas hidup pada penderita tuberkulosis paru. Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2015;11(2):87.

Fauziah DF, Basyar M, Manaf A. Insidensi tuberkulosis paru pada pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang rawat inap penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016;5(2):350.

Wijaya I. Tuberkulosis paru pada penderita diabetes melitus. Continuing Medical Education. 2015;42(6):413.

Gotera W, Budiyasa DGA. Penatalaksanaan ketoasidosis diabetik (KAD). J Peny Dalam. 2010;11(2):127-9.

Yanti Z. Pengaruh diabetes melitus terhadap keberhasilan pengobatan TB paru di Puskesmas Tanah Kalikedinding. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2017;5(2):163-8.

Arlinda D, Yulianto A, Syarif AK, Harso AD, Indah RM, Karyana M. Pengaruh diabetes melitus terhadap gambaran klinis dan keberhasilan pengobatan tuberkulosis di tujuh RSU kelas A dan B di Jawa dan Bali. Media Litbangkes. 2017;27(1):32-5.

Viswanathan AA, Gawde NC. Effect of type II diabetes mellitus on treatment outcomes of tuberculosis. Lung India. 2014;31(3):245-6.

Fongkeng LS, Ali IM, Noubom M, Bamou R, Sterve AH, Leo A, et al. Prevalence, predictors and treatment outcome of type 2 diabetes among newly diagnosed sputum positive pulmonary tuberculosis patients in Western Cameroon. Journal of Infectious Diseases and Epidemiology. 2017;3(2):2-8.

Dooley KE, Chaisson RE. Tuberculosis and diabetes mellitus: convergence of two epidemics. Lancet Infect Dis. 2010;9(12):5-7.

Arliny Y. Tuberkulosis dan diabetes mellitus implikasi klinis dua epidemik. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2015;15(1):38-41.

Pengobatan pasien tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; 2017.h.64. [cited 2020 May 20]. Available from: https://www.ljj-kesehatan.kemkes.go.id/pluginfile.php/4607/coursecat/description/Pengobatan%20Pasien%20TB.pdf

Soewondo P, Ferrario A, Tahapary DL. Challenges in diabetes management in Indonesia. BioMed Central. 2013;9(1):12.

Published

2021-09-24

How to Cite

Nirahua, J. B., Pandapotan, R. A., & Layanto, N. (2021). Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Paru dengan Komorbid Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kedokteran Meditek, 27(3), 289–296. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v27i3.2007

Issue

Section

Tinjauan Pustaka