Infeksi Jamur Rekuren dan Bakteri Persisten pada Dermatitis Atopik Dewasa: Sebuah Laporan Kasus

Authors

  • Anandika Pawitri Departemen Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Umum Pusat dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
  • Endi Novianto Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v28i3.2349

Keywords:

dermatitis atopik, dewasa, infeksi

Abstract

Dermatitis atopik (DA) terjadi pada 1-3% orang dewasa dan memengaruhi kualitas hidup pasien. Salah satu penyulit DA adalah peningkatan risiko infeksi kulit. Kejadian infeksi kulit pada DA dapat dicegah dengan penanganan DA yang komprehensif. Pasien laki-laki usia 45 tahun dengan keluhan bercak merah dengan sisik kekuningan yang terasa gatal pada kulit kepala serta bintil kehitaman yang gatal dan perih pada bokong sejak satu bulan yang lalu. Sisik gatal pada kepala berulang sejak 30 tahun lalu. Keluhan bintil kehitaman yang gatal, perih, dan membasah pada area bokong dan paha bagian atas menunjukkan tanda infeksi sekunder dari pemeriksaan Gram dan bertahan sejak tiga bulan sebelumnya walaupun telah diobati. Terdapat riwayat atopi pada pasien dan keluarga pasien, kulit kering, alergi tungau debu rumah dan bulu hewan, tampilan allergic shiner dan Dennie-Morgan infraorbital folds. Pasien didiagnosis sebagai dermatitis atopik, dermatitis seboroik, dan furunkulosis. Hasil laboratorium menunjukkan eosinofilia (14,5%) dan hiper IgE (10,804 IU/mL). Terapi yang diberikan adalah sampo ketokonazole 2%, krim mometasone furoate 0,1%, salep Asam Fusidat, Co-Amoxiclav, dan vaselin album.Infeksi kulit yang merupakan penyulit pada DA dapat dicegah dengan lima pilar tata laksana DA yaitu edukasi, menghindari pencetus, memperbaiki fungsi sawar kulit, menyingkirkan peradangan, serta kontrol dan eliminasi siklus gatal-garuk.

References

Langan SM, Irvine AD, Weidinger S. Atopic dermatitis. Lancet. 2020;396(10247):345-60.

Kircik LH. Management of atopic dermatitis. J Drugs Dermatol. 2019;18(2):111.

Alexander H, Paller AS, Traidl-Hoffmann C, Beck LA, de Benedetto A, Dhar S, et al. The role of bacterial skin infections in atopic dermatitis: expert statement and review from the International Eczema Council Skin Infection Group. Br. J. Dermatol. 2020;182:1331–42.

Tsakok T, Schulenburg H, Smith, Till S, Flohr C. The role of yeast in atopic dermatitis revisited: a critical appraisal. Curr Dermatol Rep. 2015;4:228–40.

Glatz M, Bosshard P, Schmid-Grendelmeier P. The role of fungi in atopic dermatitis. Immunol Allergy Clin North Am. 2017;37:63–74.

Darabi K, Hostetler SG, Bechtel MA, Zirwas M. The role of Malassezia in atopic dermatitis affecting the head and neck of adults. J Am Acad Dermatol. 2009;60:125–36.

Wollenberg A, Oranje A, Deleuran M, Simon D, Szalai Z, Kunz B, et al. Eczema task force 2015 position paper on diagnosis and treatment of atopic dermatitis in adult and paediatric patients. J Eur Acad Dermatology Venereol. 2016;30(5):729–47.

Simpson EL, Leung DYM, Eichenfield LF, Boguniewicz M. Atopic dermatitis. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ. Editors. Fitzpatrick Dermatology. Edisi 9. Kota:McGraw Hill Education; 2019. 364–81 h.

Vakharia PP, Chopra R, Silverberg JI. Systematic review of diagnostic criteria used in atopic dermatitis randomized controlled trials. Am J Clin Dermatol. 2018;19(1):15–22.

Wollenberg A, Barbarot S, Bieber T, Christen-Zaech S, Deleuran M, Fink-Wagner A, et al. Consensus-based European guidelines for treatment of atopic eczema (atopic dermatitis) in adults and children. J Eur Acad Dermatology Venereol. 2018;32(5):657–82.

Rubel D, Thirumoorthy T, Soebaryo RW, Weng SCK, Gabriel TM, Villafuerte LL, et al. Consensus guidelines for the management of atopic dermatitis: an Asia-Pacific perspective. J. Dermatol. 2013; 40(3):160–71.

MacAleer MA, O’Regan GM, Irvine AD. Atopic dermatitis. In: Bolognia JL, Schaffer J V, Cerroni L, editors. Dermatology. Philadelphia. Elsevier; 2018. 208–24 h.

Silvestre-Salvador JF, Romero-Pérez D, Encabo-Durán B. Atopic dermatitis in adults: a diagnostic challenge. J Investig Allergol Clin Immunol. 2017;27:78–88.

Kuo I-H, Yoshida T, De Benedetto A, Beck LA. The cutaneous innate immune response in patients with atopic dermatitis. J Allergy Clin Immunol 2013;131:266–78.

Hata TR, Gallo RL. Antimicrobial peptides, skin infections, and atopic dermatitis. Semin Cutan Med Surg 2008; 27:144–50.

Cork MJ, Danby SG, Vasilopoulos Y, Hadgraft J, Lane ME, Moustafa M, et al. Epidermal barrier dysfunction in atopic dermatitis. J Invest Dermatol. 2009;129:1892–908.

Al-Shaikhly T, Ochs HD. Hyper IgE syndromes: clinical and molecular characteristics. Immunol. 2019; 97: 368–79.

Yatagai T, Shimauchi T, Yamaguchi H, Sakabe J, Aoshima M, Ikeya S, et al. Sensitive skin is highly frequent in extrinsic atopic dermatitis and correlates with disease severity markers but not necessarily with skin barrier impairment. J Dermatol Sci. 2018;89(1):33–9.

Tokura Y. Extrinsic and intrinsic types of atopic dermatitis. J. Dermatol. Sci. 2010;58:1–7.

Ni-Riain U. Recommended management of common bacterial skin infections. Prescriber. 2011;22:14–24.

Borda LJ, Wikramanayake TC. Seborrheic dermatitis and dandruff: a comprehensive Review. J Clin Investig Dermatol. 2015;3(2).

Published

2022-09-01

How to Cite

Pawitri, A., & Novianto, E. . (2022). Infeksi Jamur Rekuren dan Bakteri Persisten pada Dermatitis Atopik Dewasa: Sebuah Laporan Kasus. Jurnal Kedokteran Meditek, 28(3), 299–305. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v28i3.2349

Issue

Section

Laporan Kasus