Pengaruh Asap Cair Bambu Tali (Gigantochloa apus) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis

Authors

  • Dessy Imelda Nirmasari Siregar Fakultas Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Indonesia
  • Dhira Satwika Fakultas Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Indonesia
  • Vinsa Cantya Prakasita Fakultas Bioteknologi, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v28i2.2419

Keywords:

Asap cair, Gigantochloa apus, MIC-MBC, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis

Abstract

Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis merupakan penyebab infeksi pada luka terbuka. Penggunaan antibiotik pada dosis yang berlebih untuk pengobatan infeksi dapat menyebabkan resistensi, oleh karena itu dibutuhkan agen antibakteri alternatif, misal dari tanaman yang dapat membunuh bakteri patogen. Bambu tali merupakan salah satu kekayaan alam yang tumbuh subur di Aek Nauli, Sumatera Utara. Masyarakat setempat menggunakan asap cair bambu tali yang dipercaya dapat mengobati infeksi luka terbuka. Belum banyak kajian potensi asap cair bambu tali, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengkaji potensi asap cair bambu tali sebagai agen antibakteri. Pembuatan asap cair dilakukan dengan melakukan pembakaran bambu tali. Uji fitokimia dilakukan dengan menggunakan GC-MS. Dilakukan uji antibakteri dengan metode difusi agar sumuran, pengukuran nilai MIC dan MBC untuk mengetahui efektivitasnya sebagai agen antibakteri. Hasil GC-MS menunjukkan bahwa senyawa utama yang terkandung dalam cairan asap bambu tali adalah furan, fenol dan asam lemak. Hasil uji antibakteri metode difusi agar menunjukkan bahwa asap cair bambu tali dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 20%. Didapatkan nilai MIC dan MBC 5% asap cair tali bambu terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.

References

Byrd AL, Belkaid Y, Segre JA. The human skin microbiome. Nat Rev Microbiol [Internet]. 2018;16(3):143–55. Available from: http://dx.doi.org/10.1038/nrmicro.2017.157

Skowron K, Bauza-Kaszewska J, Kraszewska Z, Wiktorczyk-Kapischke N, Grudlewska-Buda K, Kwiecińska-Piróg J, et al. Human skin microbiome: Impact of intrinsic and extrinsic factors on skin microbiota. Microorganisms. 2021;9(3):543. doi:10.3390/microorganisms9030543.

Chen YE, Fischbach MA, Belkaid Y. Skin microbiota–host interactions. Nature. 2018;553(7689):427–36.

Madigan MT, Martinko JM, Bender KS, Buckley DH., Stahl DA. Brock biology of microorganisms. Pearson. 1992. 95–119 p.

Tavares TD, Antunes JC, Padrao J, Ribeiro AI, Zille A, Amorim MTP, et al. Activity of specialized biomolecules against gram-positive and gram-negative bacteria. Antibiotics. 2020; 9(6): 314

Sujarwo W, Arinasa IBK, Peneng IN. Potensi bambu tali ( Gigantochloa apus J.A. & J.H. Schult. UPT balai konserv tumbuh kebun raya “Eka Karya” Bali - LIPI. 2010;21(2):129–37.

Montazeri N, Oliveira ACM, Himelbloom BH, Leigh MB, Crapo CA. Chemical characterization of commercial liquid smoke products. Food Sci Nutr. 2013;1(1):102–15.

Agustina W, Elvia R. Aktivitas asap cair cangkang buah Hevea braziliensis sebagai anti bakteri Staphylococcus aureus. Alotrop J Pendidik dan Ilmu Kim. 2017;1(1):6–9.

Komarayati S, Wibowo S. Karakteristik asap air dari tiga jenis bambu (characteristics of liquid smoke from three bamboo species). J Penelit Has Hutan [Internet]. 2015;33(2):167–74. Available from: https://media.neliti.com/media/publications/126815-ID-none.pdf

Suryani R, Rizal WA, Pratiwi D, Prasetyo DJ. Biomassa kayu putih (Melaleuca leucadendra) dan kayu jati (Tectona grandis). J Teknol Pertan. 2020;21(2):106–17.

Komarayati S, Gusmailina G, Efiyanti L. Karakteristik dan potensi pemanfaatan asap cair kayu trema, nani, merbau, matoa, dan kayu malas. J Penelit Has Hutan. 2018;36(3):219–38.

Ramadhan MR, Pratiwi IDPK, Hapsari A. NMI. Uji daya hambat ekstrak buah tin (Ficus racemosa Linn) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923. J Ilmu dan Teknol Pangan. 2020;9(1):38.

Nazri MNAA, Ahmat N, Adnan A, Syed Mohamad SA, Syaripah Ruzaina SA. In vitro antibacterial and radical scavenging activities of Malaysian table salad. African J Biotechnol. 2011;10(30):5728–35.

Vila MMDC, De Oliveira RM, Gonçalves MM, Tubino M. Analytical methods for vancomycin determination in biological fluids and in pharmaceuticals. Quim Nova. 2007;30(2):395–9.

Balouiri M, Sadiki M, Ibnsouda SK. Methods for in vitro evaluating antimicrobial activity: A review. J Pharm Anal [Internet]. 2016;6(2):71–9. Available from: ttp://dx.doi.org/10.1016/j.jpha.2015.11.005

Karaman DŞ, Manner S, Fallarero A, Rosenholm JM. Current approaches for exploration of nanoparticles as antibacterial agents. Antibact Agents. 2017;(May).

Maligan JM, Adhianata H, Zubaidah E. Produksi dan identifikasi senyawa antimikroba dari mikroalga Tetraselmis chuii dengan metode UAE (kajian jenis pelarut dan jumlah siklus ekstraksi). J Teknol Pertan. 2016;17(3):203–13.

Desbois AP, Smith VJ. Antibacterial free fatty acids: activities, mechanisms of action and biotechnological potential. Appl Microbiol Biotechnol. 2010;85:1629–42.

Adhiasari R, Santoso O, Ciptaningtyas VR. Pengaruh asap cair berbagai konsentrasi terhadap viabilitas Staphyloococcus aureus. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro). 2019;8(1):420–7.

Darojah P, Santoso O, Ciptaningtyas VR. Pengaruh asap cair berbagai konsentrasi terhadap viabilitas Staphyloococcus epidermidis. Diponegoro Med J (Jurnal Kedokt Diponegoro). 2019;8(1):390–400.

Published

2022-05-07

How to Cite

Siregar, D. I. N., Satwika, D., & Prakasita, V. C. (2022). Pengaruh Asap Cair Bambu Tali (Gigantochloa apus) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Jurnal Kedokteran Meditek, 28(2), 177–185. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v28i2.2419

Issue

Section

Artikel Penelitian