Hubungan Obesitas dengan Premenstrual Syndrome
DOI:
https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v29i2.2424Keywords:
obesitas, prevalensi, sindrom pramenstruasiAbstract
Premenstrual syndrome memiliki prevalensi yang cukup tinggi pada perempuan. Premenstrual syndrome dapat menimbulkan gejala baik somatik maupun afektif pada 7-10 hari sebelum datangnya menstruasi dan dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari perempuan. Banyak faktor yang berhubungan dengan premenstrual syndrome dan salah satu faktor yang dikaitkan adalah status gizi obesitas. Perempuan dengan status gizi obesitas berisiko lebih tinggi mengalami premenstrual syndrome dibanding perempuan berstatus gizi normal. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara obesitas dengan premenstrual syndrome. Metode pada literatur ini dengan cara pencarian artikel dalam database jurnal penelitian, pencarian melalui internet, dan tinjauan ulang artikel menggunakan Google Scholar dan PubMed. Berdasarkan review jurnal-jurnal yang didapatkan disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara obesitas dan premenstrual syndrome, yang menyebabkan meningkatnya angka kejadian premenstrual syndrome pada perempuan obesitas dibanding perempuan dengan status gizi normal. Hal ini dikarenakan ketidakseimbangan hormon yang berperan juga dalam pengendalian neurotransmitter. Produksi androstenedion meningkat pada perempuan obesitas yang menyebabkan estrogen meningkat juga, sehingga menimbulkan gejala-gejala Premenstrual syndrome. Terdapat beberapa penelitian yang bertentangan dengan korelasi antara obesitas dan premenstrual syndrome, namun, hal ini diduga karena jumlah responden yang obesitas tidak signifikan sehingga mendapatkan hasil yang berbeda.
References
Zulfiani V. Pengaruh sindrom premenstruasi terhadap kejadian insomnia. J Agromed Unila. 2015;2(2):81-5.
Shamnani G, Gupta V, Jiwane R, Singh S, Tiwari S, Bhartiy SS. Prevalence of premenstrual syndrome and premenstrual dysphoric disorder among medical students and its impact on their academic and social performance. National Journal of Physiology, Pharmacy and Pharmacology. 2018;8(8):1205-18.
Helmi RR, Yaunin Y, Almurdi A. Hubungan sindrom pramenstruasi dengan aktivitas belajar siswi SMAN 1 Payakumbuh. Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;6(2):375-8.
Kusumawarddhani DA, Husein AN, Bakhriansyah M. Hubungan kejadian premenstrual syndrome (PMS) dengan kejadian insomnia pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Berkala Kedokteran. 2012;10(1):89–97.
Yonkers KA, O'Brien PM, Eriksson E. Premenstrual syndrome. The Lancet. 2008;371(9619):1200-10. Diunduh dari https://doi.org/10.1016/S0140-6736(08)60527-9.
Mohammadi A. Correlation between high body mass index and premenstrual syndrome in Iranian university students. Asian Journal of Pharmaceutics. 2019;13(3):167-70.
World Health Organization. Fact Sheet: Obesity and overweight. [Internet]. [cited 2021 Dec 5]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
Elbanna M, Elbbandrawy A, Elhosary E, Gabr A. Relation between body mass index and premenstrual syndrome. Current Science International. 2019;08(02):394-402.
Eso A, Saimin J, Nimandana L. Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian premenstrual syndrome pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo angkatan 2012-2013. Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo. 2017;3(2):232-8.
Asiyah S, Sihombing I. Correlatoin between indeks mass body with premenstrual syndrome on female students in Institute of Health Sciences of Karya Husada Kediri. Institute of Health Sciences of Karya Husada Kediri. 2018;2(2):646-52.
Haghighi ES, Koushkie JM. The correlation between some body composition indices and premenstrual syndrome in young females. Women’s Health Bulletin. 2019;6(1).
Daniartama B, Murbawani E, Wijayanti H, Syauqy A. Obesitas berhubungan dengan pre menstrual syndrome (PMS) pada mahasiswi. Journal of Nutrition College. 2021;10(3):207-17.
Basir AA, Bahrun U, Idris I. Peran high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) sebagai penanda inflamasi, indeks massa tubuh & lingkar pinggang terhadap derajat premenstrual syndrome pada perempuan usia subur. 2012;2(1):9-17.
Aswan Y, Ramadhini D. Hubungan indeks massa tubuh dengan gangguan menstruasi pada perempuan usia subur di Desa Labuhan Rasoki. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia. 2020;5(1):45-55.
Ramadhini H, Akbar I, Rasyad A. Hubungan aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan premenstrual syndrome pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Islam Bandung tahun ajaran 2014/2015. Prosiding Pendidikan Dokter. 2015;1(2):552-8.
Costanian C, Akiki Z, Rabah Z, Daou S, Assaad S. Factors associated with premenstrual syndrome and its different symptom domains among University Students in Lebanon. International Journal of Women’s Health and Wellness. 2018;4(1).
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2019. p. 871-8.
Hofmeister S, Bodden S. Premenstrual syndrome and premenstrual dysphoric disorder. Am Fam Physician. 2016;94(3):236-40.
Gudipally PR, Sharma GK. Premenstrual syndrome. [Internet]. [cited 2021 Dec 1]. Avaiable from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560698/
Rusfiana A. Hubungan premenstrual syndrome (PMS) terhadap faktor psikologis pada remaja. Majority. 2016;5(1):18-22.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Samuel Nico Lunardi, Flora Rumiati, Marcel Antoni, Heriyanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.