Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Paru akibat Jamur

Authors

  • Chrispian Oktafbipian Mamudi Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia.

DOI:

https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v29i3.2845

Keywords:

diagnosis, infeksi paru akibat jamur, penatalaksanaan

Abstract

Infeksi paru yang disebabkan oleh jamur umumnya menyerang kelompok orang pada daerah geografis tertentu dan juga orang dengan defisiensi imun. Infeksi jamur pada paru yang paling umum terjadi yaitu Aspergillosis, Histoplasmosis, Cryptococcosis, dan Kandidiasis. Gejala awal tidak khas dan biasanya menyerupai flu atau infeksi paru oleh sebab lain. Bila ada faktor presdiposisi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan bahan klinik yang akan memberikan diagnosis pasti. Faktor lain yang ditemukan adalah masih jarang yang melakukan pemeriksaan jamur sistemik, karena tidak adanya tenaga pemeriksa yang terlatih atau tidak didapatkan peralatan antigen di laboratorium. Permasalahan lain adalah apakah infeksi jamur tersebut bersifat koloni atau infeksi/patogen. Oleh karena itu, dilakukan review beberapa literatur termasuk jurnal dan konsensus terkait tata laksana yang tepat mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, pencegahan, hingga pengobatan infeksi paru akibat jamur. Untuk membuat diagnosis klinis jamur paru, dalam anamnesis harus ditanyakan hal yang berkaitan dengan faktor predisposisi seperti riwayat diabetes, penyakit paru kronis, pemakaian antibiotika, steroid, atau antineoplastik jangka panjang. Pada pasien yang memiliki predisposisi untuk kejadian infeksi jamur akibat paru sebaiknya dilakukan pemeriksaan bahan klinik yang akan memberikan diagnosis pasti. Terdapat beberapa kelompok anti fungal yang dapat diberikan untuk infeksi paru akibat jamur seperti Polyenes, Triazoles, dan Echinocandins.

References

Bongomin F, Gago S, Oladele RO, Denning DW. Global and multi-national prevalence of fungal disease – estimate precision. J. Fungi. 2017;3(57):1-29. doi:10.3390/jof3040057

Li Z, Lu G, Meng G. Pathogenic fungal infection in the lung. Front in Immunol. 2019;10:-20. doi: 10.3389/fimmu.2019.01524

Marisa YT, Mulyana R. Infeksi jamur pada geriatri. Jurnal Human Care 2020;5:328-33. e-ISSN: 2528-66510

Limper AH. The changing spectrum of fungal infections in pulmonary and critical care practice. Proc Am Thorac Soc. 2010;7:163-8

Rozaliyani A, Jusuf A, Priyanti ZS, Burhan E, Handayani D, Widowati H, et al. Infeksi jamur paru di Indonesia: Situasi saat ini dan tantangan di masa depan. J Respir Indo 2019;39: 211-5.

Sartika SD. Predisposisi, patogenesis, dan tata laksana pneumonia fungal. Jurnal Sainsmat 2022; 11: 114-23.

Singh G, Pitoyo CW, Aditianingsih D, Rumende CM. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit jamur invasif pada pasien sakit kritis di RSCM [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.

Tandjung A, Keliat EN. Penyakit paru karena jamur. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Penerbit FKUI; 2009. hal. 1025-32.

Tandjung A. Infeksi paru oleh jamur. Dalam: Dahlan Z, Amin Z, Soeroto AY, editors. Kompendium tata laksana respirologi & respirasi kritis. Bandung: PERPARI cabang Bandung; 2013. hal. 251-8.

Smith JA, Kauffman CA. Pulmonary fungal infections. Resp. 2012;17:913-26.

Mandanas R, Izagirre-Anariba DE, Lessnau K. Fungal pneumonia. [Update 2021 Oct 22]. In: Medscape [Internet]. http://emedicine.medscape.com/article/300341-overview.

Hamdani K, Medison I, Fitriana DW. Tata laksana aspergiloma pada bekas TB paru. Jurnal Human Care 2021;6:491-7.

Thristy I, Siregar Y. Aspergillus fumigatus pada sputum penderita batuk kronik menggunakan metode PCR dan kultur. MKB 2016;48:78-83.

Soedarsono, Widoretno ETW. Aspergilloma pada tuberkulosis paru. Jurnal Respirasi (JR) 2017; 3:58−65.

Fusvita A, Firtdayanti, Vinola SY. Identifikasi aspergillus fumigatus pada sputum pasien suspek TB paru. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan 2019;7:96-103.

Hasanah U. Mengenal aspergillosis, infeksi jamur genus aspergillus. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 2017;15(2):76-86.

Loreto ES, Tondolo JSM. Epidemiology of invasive fungal infection – an overview. IntechOp. 2019;1-11

Singh G, Pitoyo CW, Aditianingsih D, Rumende CM. Profil pasien sakit kritis dengan penyakit jamur invasif dini. Ina J CHEST Crit and Emerg Med 2016;4:6-9.

Truong J, Ashurst JV. Pneumocystis (carinii) jiroveci pneumonia. [Updated 2019 Feb 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan-. [cited 2019 Feb 22]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29493992/

Pettit NN, Carver PL. Isavuconazole: a new option for the management of invasive fungal infections. Annals of Pharmacotherapy 2015;1-18. DOI: 10.1177/1060028015581679

Lewis JS, Wiederhold NP, Hakki M, Thompson III GR. New perspectives on antimicrobial agents: isavuconazole. American Society for Microbiology 2022;66:1-13. 10.1128/aac.00177-22

Chen T, Lin Z, Zhang H, Zhang Q, Hong L, Wu S. Therapeutic drug monitoring of voriconazole in AIDS patients. Research Square 2021. DOI: https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-1010995/v1

Published

2023-11-14

How to Cite

Mamudi, C. O. . (2023). Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Paru akibat Jamur. Jurnal Kedokteran Meditek, 29(3), 327–333. https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v29i3.2845

Issue

Section

Tinjauan Pustaka